How's My 2023?

   Tahun 2023 diawali dengan kekecewaan. Menurutku hal itu seharusnya menjadi berita bahagia. Aku mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang kudambakan. Namun, berakhir menjadi kekecewaan karena Ayah sama sekali tidak setuju dengan pekerjaan yang menerimaku saat itu. Ditempat kerjaku sebelumnya aku sudah kepalang resign dan sangat malu sekali rasanya jika harus membatalkan keinginanku untuk resign. Pada akhirnya pada saat - saat mengecewakan itu aku memutuskan untuk pulang ke rumah Mama, membantu mengurus Mama dan juga membantu Nenek. Pada saat itu, aku berpikir untuk dapat beristirahat sejenak dari dunia yang membuatku amat begitu melelahkan. Aku selalu bertanya tentang jalan untuk dapat pulang ke 'rumah'. Saat itu, kupikir, pulang ke kampung halaman adalah jalanku untuk pulang. Namun nyatanya ...

  Nyatanya perkiraan dan harapanku salah tentang kembali ke kampung. Aku tinggal bersama Mama, Yayang, dan Om ku selama 3 bulan lamanya. Mengisi hari dengan berbagai kegiatan seperti membersihkan rumah, memandikan mama, menemani mama di rumah, bermain bersama Diva. Sembari mendaftar pekerjaan. Saat itu aku berencana untuk mencari pekerjaan di kampung saja supaya aku dapat tinggal bersama mereka. Supaya aku dapat membantu Yayang untuk mengurus Mama. Aku berdoa kepada Allah meminta hal diatas, namun Allah ternyata tidak mengabulkan permintaanku. 

  Selama disana aku sangat dibuat tidak nyaman. Setiap harinya aku dihadapkan oleh ocehan omku yang menurutku amat sangat berlebihan dalam mengguruiku. Hal - hal kecil yang menurutku tidak perlu untuk diperintah ataupun diinstruksikan ia lakukan kepadaku. Setiap aktifitas, setiap kegiatan yang kulakukan selalu saja ia ikut campur dan memerintah seolah aku ini tidak bisa apa - apa. Hal itu amat sangat menganggu, aku tidak suka diberitahu untuk melakukan hal, kecuali jika memang aku bertanya. Perbuatannya kepadaku membuatku merasa bahwa aku ini tidak bisa apa - apa, hal - hal yang ia ucapkan membuatku merasa bahwa aku ini ' kosong ' dan tidak berguna. Contoh dari hal diatas adalah ketika menyapu, ada satu sudut yang terlewat, orang itu malah berkata, " Bisa nyapu engga?" perkataannya membuatku merasa terhina.

  Selain itu, ada satu kejadian yang membuatku berfikir, bahwa aku tidak bisa berada disini. Kejadian itu tidak bisa kuceritakan disini. Intinya, aku jadi mengerti kenapa keluarga besar Ayah dan Ayahku sendiri melarangku untuk tinggal lama dengan mereka. Kejadian itu membuatku memutuskan untuk kembali ke Bandung. Setelah 3 bulan lamanya aku menghabiskan waktu dengan mereka, akhirnya akupun pergi kembali meninggalkan Mama dan kampung halaman dengan perasaan yang amat menyakitkan dan kekecewaan yang besar. Pukul 5 pagi aku diantar om untuk kembali ke Bandung menggunakan kereta api. Aku memilih gerbong yang sepi dan selama perjalanan menuju Bandung aku menangis. Aku beralasan jika aku ingin membantu tanteku untuk bekerja di tokonya agar ketika lebaran aku memiliki uang,  Aku dipersilahkan untuk tinggal bersama om dan tanteku di pinggir kota yang dekat dengan pegunungan. Cuaca yang dingin dan suasana yang tentram sedikit menghibur kesedihan dan kekecewaanku terhadap hidup saat itu. 

  Akibat dari hal itu, aku merasakan pergolakan emosi yang rumit. Aku merasa marah kepada mereka, aku merasa bersalah kepada Mama, aku juga merasa marah kepada diriku sendiri sebab tidak ada yang bisa kulakukan untuk dapat melindungi Mama, karena kejadian diatas aku ingin sekali membawa mama pergi dari rumah itu. Namun, hendak dibawa kemana? aku benci menjadi miskin, aku benci jika aku tidak dapat melakukan apapun ketika orang yang kucintai mendapatkan perlakuan tidak seharusnya. Aku juga marah kepada semesta. 

  Selama berbulan - bulan lamanya pikiranku kalut karena hal tersebut. Aku meminta bantuan kepada Tuhan, namun tidak juga mendapatkan jawabannya. Hingga saat ini aku belum menemui Mama, sebab aku belum merasa siap untuk menghadapi kekacauan yang terjadi di sana. Aku belum siap menghadapi orang - orang itu. Rasanya begitu amat sakit, hatiku seperti diperas habis - habisan, aku semakin merasa menderita karena hingga saat ini Tuhan belum juga memberikan jawaban dan pertolongan - Nya untuk Mama

. Tuhan, tidakkah kau merasa iba melihat ibuku? Bukannya aku sudah betul memohon pertolongan hanya kepada engkau, bukankah aku sudah betul jika aku hanya berharap kepadamu?

Kini, Tuhan memperkenalkanku perasaan sakit dari menunggu. Aku merasa sedang terjebak di dalam lorong yang gelap, yang menakutkan bukan hanya karena gelap tapi seberapa jauh lorong itu terbentang. 

  Perjalananku pulang ke rumah berakhir menyakitkan. Selalu. Semua tempat yang kuanggap sebagai tempat untuk kembali ternyata malah membuatku tidak ingin kembali lagi. Termasuk kepada - Nya. Sepertinya Tuhan memang membenciku, ya? 

Pemikiran tentang Tuhan yang membenciku membuatku merasa semakin terpuruk. Sebab, kepada siapa lagi aku dapat memohon, selain kepadanya. Maka, dari kesadaran itu aku bertekat untuk memperbaiki ibadahku. Aku berusaha untuk dapat dengan tulus kembali kepada - Nya.

Kini, aku bekerja sebagai seorang Live Host Tiktok. Itu adalah pekerjaan yang tidak kuinginkan, namun nyatanya hal itu menjadi hal yang kini aku syukuri. Menuju akhir tahun 2023 aku bertekad untuk menyudahi pikiran kalutku tentang Mama, aku belajar berdamai dengan diriku sendiri. Aku memaafkan diriku karena tidak dapat berbuat apa - apa untuk Mama saat itu karena aku pun hanyalah seorang manusia biasa. Aku pun sedang merasa terluka dan tidak masalah jika sejenak aku ingin menyembuhkan diriku terlebih dahulu. Tentang doa - doaku yang belum kunjung Tuhan jawab ; aku memilih untuk berpasrah, entah Tuhan kelak akan menjawab ataupun tidak itu bukan urusanku, aku sudah melakukan tugasku, sisanya biarlah Dia yang bergerak dan aku memilih untuk menjalani apa yang ada di depanku saat ini.

Aku belajar untuk dapat menyederhanakan hidup dan menciptakan kebahagiaanku sendiri. Untuk sementara waktu agar aku memiliki kemauan untuk terus hidup, maka sementara ini aku menjadi manusia yang egois, aku ingin mendahulukan diriku sendiri dan kebahagiaanku sendiri. Aku ingin menyelamatkan diriku sendiri terlebih dahulu. Aku menitipkan Mama kepada Allah ; Tolong jaga Mama dari segala mara bahaya dan bahagiakanlah ia di dalam keterpurukannya.

  I'm working on myself right now, and what will happened in the future just let it happend.  Just this is all i can do right now.

Selain itu, tentang masa lalu yang sudah terjadi ; perceraian Ayah - Bunda, kesalahanku kepada Uncu dan Tante, dan semua hal yang menyakitkan yang terjadi di masa lalu, akan tetap kutaruh di masa lalu.

  I'll transforming to be the best version of myself right now and that wasn't define who i am. I curently built a ' home' inside of me. And i try to make sure that i wasn't lack of love or affection anymore. i love and accept just the way who i am, i deserve to be loved as big as a universe. i'm not allow anything to made me felt unworthy of love anymore. i am worth it.




























  


Comments

Popular posts from this blog

' semua berjalan tidak dengan semestinya,'

Enchanted To Meet You

Aku harus apa?