Aku Banyak Bohongnya Perihal Perasaanku

Kamu tau? Waktu kita berpisah itu adalah keadaan yang sangat menyakitkan. Terlalu menyakitkan sampai aku tidak membiarkan perasaan luka itu menguasai tubuhku. 

Aku berpikir bahwa aku tidak boleh terluka karena perpisahan ini, sebab i don't deserve that. Sebagai gantinya aku lebih banyak menuangkan kemarahan kepadamu. 

Terlalu banyak penyangkalan ketika perpisahan ini terjadi. Kita tentu sama - sama terluka, tapi aku jadi jauh lebih terluka karena ulahku sendiri. 

Sebab kamu mengambil seluruh duniaku. Saat itu, aku hanyalah seorang anak kecil yang kesepian. Aku memiliki banyak teman, tapi tetap saja, banyak penyebab yang membuat duniaku terasa sepi dan dingin.

Hingga pada akhirnya aku jatuh cinta. Sama kamu. Percaya atau engga kamu yang buat aku merasa bahagia sebab ternyata cinta itu bisa terjadi sama aku. Ternyata aku bisa dicintai orang sebesar itu. 

Kamu membuat aku percaya bahwa cinta ternyata tidak semengerikan yang pernah ku kira. Kamu pun yang membuat aku sadar bahwa, oh! Aku layak dicintai ya. You made me felt so loved! 

Dunia aku saat itu penuh tentang kamu. Karena mikirin kamu itu rasanya menyenangkan sekali! 

Aku merasa terlalu berlebihan atas hal ini memang. Tapi, ya biarlah memang seperti ini keadaannya. 

Dulu ketika perpisahan ini terjadi, aku berfikir bahwa ; aku sudah seharusnya membenci kamu dan segala kenangannya. Sebab aku menganggap segala hal yang tidak sampai pada tujuannya sudah seharusnya kita taruh benci. Kok, sependek itu ya pikiranku? 

Ternyata bukan. Bukan pikiranku yang pendek.

Tapi, karena aku tidak siap menerima luka sebesar ini. 

Dulu ketika kita berakhir. Saat itu pula aku langsung memaksa diriku untuk kembali jatuh cinta kepada orang lain. Semua itu aku lakukan untuk menutupi semua rasa sakit ini. Aku gak siap untuk menghadapi luka sebesar itu. 

Itupun aku lakukan supaya aku dapat dengan cepat melupakan kamu. Aku terus memaksakan diriku untuk jatuh cinta kepada ia yang selain kamu. Sampai pada akhirnya aku benar - benar melupakan kamu & juga melupakan tentang rasa sakit itu. 

Yes! Aku berhasil. 

Pikirku saat itu. Sehingga yang kurasakan saat itu bukan lagi rasa sakit. Tapi perasaan puas, bahwa aku memang engga layak terluka karena hal itu. 

Waktu terus berjalan. Sampe gak kerasa ternyata kita udah 2 tahun berpisah. Aku pun gak terasa bahwa sudah 2 tahun aku menyukainya. Dan sebetulnya tidak ada perubahan sama sekali diantara kita. 

Aku gak tau sih. Apakah dia juga menyukaiku kembali. Tapi, kami sering saling mencuri tatap. Kadang pula aku menangkap tatapan nya itu. Kadang pula ia menangkap tatapanku. Kadang pula temanku yang memberi tau bahwa dia baru saja menatapku. 

Jadi, kesimpulannya apa? Dia menyukaiku atau bukan?

Pernah sekali aku mencoba untuk mengirim pesan kepadanya. Supaya kami bisa lebih dari ini. Tapi ya ... ternyata aku terlalu takut untuk memulai. Jadi semua kembali ke awal.

Dan, ya. Semua hanya berkahir di sana. 

Sampai bertahun - tahun kemudian. Dan sampailah pada hari ini. 

Semua yang mau memulai cerita denganku pasti akan berakhir digaris awal. Semua yang mau mengajakku untuk melangkah untuk maju kedepan, pasti kusuruh mereka untuk mundur. Atau bahkan kuminta mereka untuk mencari orang baru saja. Jangan denganku.

Dan yang paling terasa adalah perasaan luka itu akan muncul ketika aku memilih untuk menjalani sebuah hubungan, yang pada akhirnya selalu aku urungkan niat itu. Sebab aku terlalu takut. Dan yang membuat aku bingung adalah ketika aku akan memulai sebuah hubungan ada rasa perih di dalam batinku, ia muncul dengan tiba - tiba.

Aku bingung sekali, kenapa jatuh cinta jadi semenyakitkan itu ya? Aku gak tau dari mana rasa perih dan sakit itu berasal. Tapi sepertinya itu dari dalam batinku. Iya, cinta sudah menaruh luka di dalam batinku, sampai pada hari ini cinta menjadi begitu menyeramkan bentuknya.  

2 tahun kemudian aku menemukan jawabannya. Ternyata caraku melindungi diriku dari luka dengan tidak membiarkan luka itu menguasai diriku adalah sebuah terowongan menuju luka yang jauh lebih dalam. Karena itu aku tidak lagi percaya kepada Cinta, dengan itu cinta menjadi hal yang tidak ingin ada di dihidupku. Caraku membohongi diriku sendiri perihal seluruh perasaan terlukaku ternyata adalah jalan menuju luka yang jauh lebih dalam. 

Dan aku sekarang kebingungan, tentang bagaimana menghadapi ini semua. Aku ingin sekali bisa bersama seseorang, tapi cangkang egoku sepertinya terlalu kuat untuk ini. 

Cerita ini masih akan berlanjut, kita lihat bagaimana kedepannya.




Comments

Popular posts from this blog

' semua berjalan tidak dengan semestinya,'

Enchanted To Meet You

Aku harus apa?