manusia berantakan
Hallo. Aku Silva. Seorang anak perempuan 19 tahun. Tapi, biasanya orang - orang terkejut ketika mengetahui usiaku, kira - kira begini kata mereka, " Masa sih 19 tahun? Masih SMP kali. Masih kaya anak kecil."
.... sebenarnya aku berpikiran sama seperti mereka. Rasanya aku ini masih seorang Silva yang senang sekali bermain di kebun bersama teman - teman, rasanya aku ini masih seorang Silva yang ketika makan es krim selalu menyimpan harap kelak bisa makan es krim satu wadah besar. Bagiku, waktu berjalan terlalu cepat, sangat cepat dari bayangan orang - orang awam. Sebab rasanya aku seperti masih tertinggal di masa - masa itu. Semua hal dimasa kecil masih begitu melekat, masih terasa baru terjadi, hingga aku sulit tersadar bahwa aku kini sedang beranjak dewasa.
Perjalananku menuju hari ini adalah sebuah perjalanan waktu yang penuh dengan kesedihan. Ku sebut itu sebagai tempat yang gelap. Ini memang sebuah permulaan. Tapi, terkadang aku bertanya kepada Tuhan, " kenapa semua itu perlu terjadi dimana seharusnya aku bermain dan belajar saja dengan rasa senang, tidak perlu harus sedih dan tersesat?" Sebab hal itu mengikuti kemanapun aku pergi, hingga hari ini.
Rasanya selalu tersesat. Rasanya selalu tidak tau harus pulang kemana. Rasanya selalu sendiri. Rasa sepi itu selalu hadir disini, padahal ada banyak sekali orang - orang yang peduli.
Kira - kira aku mendefinisikan diriku sebagai seorang manusia yang hampa. Yang tidak punya tujuan 'pulang'. Selain karena sedari kecil aku adalah seorang anak dari sebuah keluarga yang bercerai. Aku pun bahkan gagal untuk membangun itu di dalam diriku. Sebab semua memang sedang berantakan, termasuk diri ini. Aku tumbuh sebagai seorang manusia yang berantakan, dari kecil hingga kini.
Comments
Post a Comment